![]() |
| Gambar : Sugino warga Desa Karang Anyar Kecamatan Labuhan Meringgai Kabupaten Lampung Timur, pemilik keahlian perakit perahu nelayan. (Ropian Kunang) |
Sugino (35) warga Desa Karang Anyar Kecamatan Labuhan Meringgai berdomisili di wilayah dengan tipologi pesisir pantai. Umumnya masyarakat sekitar mayoritas berprofesi sebagai nelayan, keseharian aktivitas mereka mencari ikan melawan arus gelombang di lautan. Sarana utama nelayan adalah perahu, selain itu perahu perlu dilengkapi dengan prasarana berupa jaring, kail dan jala. Untuk memiliki sebuah perahu nelayan perlu mengeluarkan modal yang nilainya cukup lumayan besar yakni mencapai sekitar Rp. 25 - 50 juta.
Namun berbeda dengan suami Sukaesih (30) itu, untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya Gino hanya bermodalkan waktu, tenaga dan pikiran atau keahlian. Keahliannya adalah merakit perahu yang diperolehnya dari mengikuti jejak Syamsuri (45) sang ayahnya mulai pada tahun 2000. "Awalnya saya hanya ikut bantu - bantu bapak buat perahu, sekarang berbalik saya yang sudah dibantu anak pertama yang sudah lulus SMA",tutur Gino.
Kini ayah Joni Marjaya (18) dan Helen Aprilia (8) sudah punya keahlian tersendiri, ia terampil merakit perahu dengan cara menjual jasa. Sedangkan upah untuk membuat sebuah perahu sebesar Rp.10 juta dengan membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. "Saya cuma punya modal tenaga membuat perahu dengan upah 10 juta dengan waktu sekitar 2 bulan",ucapnya.
"Untuk bahan utama material kayu balok dan papan panel, ada juga paku, dempul, tali pakal, cat, mur dan baut",tutur lelaki dua anak itu.
Perahu yang sedang dikerjakan oleh Sugino adalah milik Iskandar warga Desa Braja Kencana Kecamatan Braja Selebah sebagai tetangga desa. Sehingga, untuk membuat perahunya itu Iskandar menghabiskan kocek mencapai Rp. 22 juta "Saya membuat perahu untuk dipakai sendiri dan modalnya sekitar 22 juta",kata Iskandar via ponselnya.





