
Sebab selain aparatur TNI ada penemuan 40 ton pupuk
palsu di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara, Wakil Ketua Ormas Marcab Laskar
Merah Putih Kabupaten Lampung Timur, Ropian Kunang pada Rabu, 20/4 jam 8:30 WIB
melakukan investigasi atau pemantauan terhadap realisasi atas pendistribusian
dan pengadaan serta penyaluran pupuk bersubsidi di Desa Lehan Kecamatan Bumi
Agung, ia menemukan Budirahayu warga setempat sedang melakukan pemupukan
dilokasi tanaman ubikayunya.
Pada saat dimintai keterangan Budi mengatakan, pihaknya
membeli pupuk urea dan NPK Phonska bersubsidi masing - masing 1 kemasan seberat
50 kilogram pada seorang pengecer resmi di Kios Tiara Citra pasar Gunung Terang
Desa setempat bernama Timbul Mulyono. Sementara urea dibelinya dengan harga
Rp.95,000 dan Phonska Rp.135,000.tanpa nota pembelian. Tapi sangat disayangkan
ternyata pupuk urea bersubsidi tersebut diduga oplosan alias palsu.
"Saya beli pupuk urea harganya 95 ribu dan phonska 130 ribu
di kios pak Timbul dan gak tau kalau pupuk ureanya seperti ini (oplosan /
palsu) kalau begini ya saya merasa kecewa sebab tanaman singkong bisa
rusak," kata
Budi.

Penelusuran dilanjutkan kepada Yahman Ketua Kelompok Tani Karya Bakti II Desa setempat dan menemukan sebanyak 650 kilogram pupuk urea bersubsidi oplosan atau palsu dari 1,000 kilogram atau 13 kemasan dari 20 kemasan yang juga dibelinya dengan harga Rp. 2, 000, 000.-di Kios Tiara Citra. Selain itu, Yahman menebus sebanyak 2 ton pupuk NPK Phonska subsidi seharga Rp. 5, 400, 000.tanpa nota pembelian.
"Kelompok kami beli pupuk urea 1 ton harganya 2 juta dan
phonska 2 ton harga 5,4 juta di kios pak Timbul, kami tidak tau kalo pupuk
ureanya begini (oplosan / palsu) beda warnanya, kalau yang asli warnanya pink.
Yang jelasnya kami petani disini kecewa dan minta supaya kalo bisa cepat
diganti," keluh
Yahman dan petani lainnya.
Selanjutnya dengan ditemukannya pupuk urea subsidi oplosan
atau palsu tersebut pemilik Kios Tiara Citra Timbul Mulyono mengatakan,
pihaknya hanya menerima kiriman dari Distributor CV NAS Kecamatan Batanghari
dan tidak mengetahui jika terdapat pupuk oplosan atau palsu tersebut. "Saya
dikirim pupuk urea 8 ton oleh distributor dari batanghari dan gudangnya di way
jepara lagipula saya tidak tau kalau pupuknya campuran begini gak sesuai dengan
yang aslinya. Kalau masalah harga segitu itu sudah kesepakatan bersama petani
dan nota pembelian memang belum dibuatkan. Bahkan masyarakat petani disini saya
kasih utangan pupuk yang dibayar sesudah selesai panen,"kelit Timbul.
Menyikapi tentang dugaan pengoplosan atau pemalsuan pupuk
urea bersubidi dan penjualan lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET), Ropian
Kunang mengatakan bahwa pihak tertentu tidak melaksanakan apa yang wajib
dilakukan agar tidak terjadi pemalsuan dan penjualan menyimpang dari Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 60 Tahun 2015 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran
Tertinggi Pupuk Subsidi Tahun 2015.
"Pihak pelaksana subsidi pupuk dan
komisi pengawasan pupuk dan pestisida harus melaksanakan apa yang wajib
dilakukan, melakukan pengawasan jangan hanya dari dalam ruangan kerja harus
turun ke lapangan. Kalau pengawasan sudah ketat maka tidak akan ada pupuk
oplosan atau palsu dan penjualan tidak lebih tinggi daripada HET. Untuk itu
kami mengharapkan kepada seluruh jajaran dapat lebih maksimal melakukan
pengawasan dan memberikan tindakan dan sangsi yang tegas bagi pelaku usaha yang
berbuat curang,"tegasnya. (RK)
No comments:
Post a Comment