Monday, April 11, 2016

Refleksi Jelang 100 Hari Kerja Kepala Daerah Lampung Timur : Bukanlah Gimik Politik

Bupati Lampung Timur dalam Kegiatan Gebyar PAUD TK dan RA di
SMK BUDI UTOMO Kecamatan Way Jepara.Minggu 10 April 2016
(Sumber : Humas & Protokol Pemda Lamtim)




Seratus Hari Kerja akan menjadi tolok ukur penting bagi  kinerja Kepala Daerah atau Kepala Pemerintahan. Hal ini  juga yang menjadi komitmen pasangan Nunik - Zaiful  selaku Kepala Daerah Lampung Timur yang disampaikan dalam berbagai kesempatan.

Komitmen memperbaiki bidang keamanan dan ketertiban di Lampung Timur menjadi prioritas dasar bagi  pasangan Nunik - Zaiful.  Komitmen ini juga merupakan harapan seluruh warga masyarakat Lampung Timur untuk memperolah jaminan rasa aman. Jaminan rasa aman ini juga menjadi pondasi bagi berjalannya pembangunan dan aktifitas ekonomi masyarakat.
Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien yang ditandai  dengan peningkatan kedisiplinan dan profesionalisme Satuan Kerja Pemerintahan Daerah, adalah kebutuhan dasar. Standarisasi rencana, pelaksanaan dan hasil akhir pembangunan perlu dijadikan semangat dan etos kerja. Prinsip keterbukaan dan akuntabilitas publik perlu diseriusi, bukan sekedar slogan.
Apalagi ditambah  komitmen pejabat pemerintah Kabupaten Lampung Timur untuk tinggal bersama di tengah masyarakat Lampung Timur, memang selama ini sudah dinantikan banyak pihak.  Warga Lampung Timur memang berhak atas kehadiran pemerintah pada situasi apapun.

Fokus pengembangan pariwisata  juga perlu dijadikan spirit bersama di seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya konsep pariwisata “konvensional” yang berorientasi kepada obyek/agenda tertentu saja.  Perlu perluasan tafsir pada kegiatan kepariwisataan.

Meminjam istilah Sofyan Subing (Tokoh masyarakat Terbanggi Marga Sukadana), bahwa perlu ada perubahan pada cara pandang tentang pariwisata. Sebuah potensi atau keunggulan yang memungkinkan orang mau datang untuk melihat, mau datang untuk belajar dan pada akhirnya mau datang untuk membeli,  hendaknya menjadi landasan berfikir aparatur pemerintah.

Perlu dibuka ruang- ruang diskusi bagi para intelektual muda Lampung Timur.  Pendapat, ide dan gagasan untuk kemajuan Lampung Timur perlu di perbincangkan dalam suasana informal dan penuh kekeluargaan. Tak perlu ada debat, adu argumen apalagi sampai adu kepentingan. Yang dibutuhkan dalam hal ini adalah sikap terbuka dan kemauan bersama untuk melakukan perubahan cara.

Adanya persepsi negatif tentang wilayah Lampung Timur, perlu bersama-sama dengan kemauan kuat dari semua pihak untuk mengubahnya. Perlu keseimbangan informasi dan pemberitaan ke luar. Jika hari ini ada satu kejadian tindak pidana, maka pada saat yang sama sebetulnya ada puluhan prestasi, pencapaian dan keberhasilan dari seluruh elemen masyarakat di Lampung Timur (namun kurang terpublikasikan).

Kalau Lampung Timur masuk dalam peta 'kriminalitas', maka perlu dibuat juga penyeimbang berupa peta potensi dan keunggulan. Perlu peta kreatifitas, peta kearifan lokal dan peta aktifitas ekonomi. Jika Lampung Timur belum menampilkan daya tarik yang kuat kepada dunia luar, maka perlu dibuat penandaan pada tempat-tempat penting di seluruh penjuru wilayah. Tanda ini adalah bentuk visual yang mudah di akses kapanpun, oleh siapapun dan dari manapun. Karena inilah syarat mutlak era globalisasi.

Akhirnya mengutip ajakan yang di sampaikan Ridho Ficardo (Gubernur Lampung) pada sambutan Acara Musyawarah Rencana Pembangunan Kabupaten Lampung Timur beberapa waktu lalu. Ia berpesan kepada Kepala Daerah dan seluruh jajaran agar bisa merencanakan konsep pembangunan daerah secara baik. Hal hal yang bersifat fundamental perlu di letakkan sejak sekarang hingga 20 atau 30 tahun mendatang. Hindarkan program pembangunan parsial yang cenderung instan dan hanya akan jadi 'gimik-gimik politik belaka.

(Suyatno: Redaktur Pelaksana Majalah Laskar Merah Putih Lampung ).

No comments:

Post a Comment